Penjelasan Kebudayaan Suku Sunda, Bali dan Sawu

Penjelasan Kebudayaan Suku Sunda, Bali dan Sawu

1. Kebudayaan Suku Sunda

a. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Sunda

Pada saat ini sebagian besar masyarakat Sunda menganut agama Islam. Selain Islam juga terdapat penganut Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha. Dalam masyarakat Sunda mengenal tahap kehidupan seseorang yang ditandai dengan berbagai upacara dan selamatan, seperti: acara perkawinan, turun tanah, kelahiran, dan sunatan. Selamatan dipimpin oleh modin desa (guru ngaji) yang diawali dengan al-Fatihah dan diakhiri juga dengan pembacaan surah al-Fatihah. Hidangan selamatan tidak jauh berbeda dengan adat Jawa, yaitu berupa tumpeng.

b. Sistem Kekerabatan Suku Sunda

Sistem kekerabatan masyarakat Sunda adalah bilateral (garis keturunan ayah ataupun ibu). Sistem kekerabatan dan perkawinan dilakukan secara Islam.

Bentuk keluarga yang terkenal adalah keluarga batih, yaitu suami, istri, dan anak-anak.

Di Sunda mengenal tujuh generasi ke atas dan ke bawah sebagai berikut.
1) Tujuh generasi ke atas: kolot, embah, buyut, bao, jangga wareng, udeg-udeg, dan gantung siwur.
2) Tujuh generasi ke bawah: anak, incu, buyut, bao, jangga wareng, udeg-udeg, dan gantung siwur.

c. Sistem Politik Suku Sunda

Istilah kepala desa di beberapa tempat di Sunda berbeda- beda, misalnya di desa Bojongloa dikenal dengan kuwu, yang bertugas mengurus kepentingan warga desa.

Kebudayaan Suku Sunda
Kuwu dipilih oleh rakyat. Dalam menjalankan tugas kuwu dibantu oleh:

1) seorang juru tulis, bertugas mengurusi pajak dan memelihara arsip;
2) tiga orang kokolot, bertugas menjalankan perintah/ menyampaikan pengaduan rakyat kepada pamong desa;
3) seorang kulisi, bertugas menjaga keamanan desa;
4) seorang ulu-ulu, bertugas mengatur pembagian air irigasi;
5) seorang amil, pertugas mengurusi kematian, kelahiran, rujuk, dan nikah;
6) tiga pembina desa yang terdiri atas satu orang kepolisian dan dua orang dari angkatan darat.

d. Sistem Ekonomi Suku Sunda

Mata pencaharian saat ini beraneka ragam, antara lain dari sektor perkebunan, perdagangan, dan pertanian. Dalam sektor perdagangan mengalami kemajuan yang pesat. Perkebunan banyak terdapat di daerah ini, seperti perkebunan teh, kelapa sawit, kina, dan tebu. Pertanian dikembangkan di Jawa Barat antara lain padi, jagung, ketela, kacang tanah, dan kedelai.

e. Sistem Kesenian Suku Sunda

1) Seni Bangunan
Rumah adat di Sunda bermodel Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki empat ruang, yaitu sebagai berikut.

a) Pendopo: tempat untuk penjaga keselamatan sultan.
b) Pringgondani: tempat sultan memberi perintah kepada adipati.
c) Prabayasa: tempat sultan menerima tamu.
d) Panembahan: ruang kerja dan tempat istirahat sultan.

Nama-nama tempat di Sunda banyak menggunakan kata Ci yang artinya air. Misal: Ciamis, Cipanas, Cibatu, dan Cicalengka.

2) Seni Tari
Tari yang populer di Sunda adalah tari jaipong, yaitu paduan tari ketuk tilu dan tari gendong pencok. Seni tari merupakan salah satu daya tarik di tanah parahiyangan. Tari yang lain, yaitu tari kuncoran, tari kupu-kupu, dan tari rimlong.

3) Seni Musik
Alat musik tradisional Sunda adalah angklung, calung, kecapi, dan degung. Alat musik digunakan untuk mengiringi tembang dan kawih. Tembang adalah puisi yang diiringi kecapi dan suling. Kawih adalah lagu bebas yang diiringi dengan angklung dan calung.

4) Seni Sastra
Sunda kaya akan seni sastra, misalnya Prabu Siliwangi yang diungkapkan dalam bentuk pantun, dan Si Kabayan dan Sangkuriang yang diungkapkan dalam bentuk prosa.

5) Seni Pertunjukan
Pertunjukan yang paling terkenal di Sunda adalah wayang golek. Wayang golek adalah boneka kayu dengan penampilan yang sangat menarik dan atraktif.

2. Kebudayaan Suku Bali

a. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Bali

Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu- Bali. Mereka percaya adanya satu Tuhan dengan konsep Trimurti yang terdiri atas tiga wujud, yaitu:
1) Brahmana : menciptakan;
2) Wisnu : yang memelihara;
3) Siwa : yang merusak.

Kebudayaan Suku Bali
Selain itu hal-hal yang mereka anggap penting adalah sebagai berikut.

1) Atman : roh yang abadi.
2) Karmapala : buah dari setiap perbuatan.
3) Purnabawa : kelahiran kembali jiwa.

Tempat ibadah agama Hindu disebut pura. Pura memiliki sifat berbeda, sebagai berikut:

1) Pura Besakih: sifatnya umum untuk semua golongan.
2) Pura Desa (kayangan tiga): khusus untuk kelompok sosial setempat.
3) Sanggah: khusus untuk leluhur.
Di Bali terdapat beribu-ribu pura dan sanggah. Masing-masing pura dan sanggah memiliki tanggal perayaan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.

1) Tanggalan Hindu–Bali
Tanggalan Hindu–Bali terdiri atas 12 bulan yang lamanya 355 hari. Sistem perhitungan dengan sistem Hindu disebut Syuklapaksa. Tahun baru Saka (Nyepi) jatuh pada tanggal satu bulan kesepuluh.

2) Tanggalan Jawa–Bali
Tanggalan Jawa–Bali terdiri atas 30 wuku. Tiap wuku terdiri atas tujuh hari. Perayaan yang didasarkan atas perhitungan penanggalan Jawa-Bali misalnya hari raya Galungan dan Kuningan. Selain itu juga digunakan untuk upacara-upacara sebagai berikut.

a) Manusia yadnya: upacara siklus hidup masa anak-anak sampai dewasa.
b) Dewa yadnya: upacara pada kuil-kuil umum dan keluarga.
c) Resi yadnya: upacara pentahbisan pendeta (mediksa).
d) Buta yadnya: upacara untuk kala dan buta yaitu roh-roh penunggu.

b. Sistem Kekerabatan Suku Bali

Dulu perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta. Wanita dari kasta tinggi tidak boleh kawin dengan laki-laki kasta rendah, tetapi sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Perkawinan yang dianggap pantang adalah perkawinan saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri (mak dengan ngad). Hal itu akan menimbulkan bencana (panes).

Cara memperoleh istri berdasarkan adat ada dua, yaitu:
1) memadik, ngindih: dengan cara meminang keluarga gadis;
2) mrangkat, ngrorod: dengan cara melarikan seorang gadis.

c. Sistem Politik Suku Bali

Desa-desa di Bali dibuat berdasarkan kesatuan tempat. Desa-desa di daerah pegunungan mempunyai pola perkampungan memusat (banjar) yang dikepalai oleh khan boncor (khong). Selain itu di Bali juga dikenal kuil desa yang disebut kayangan tiga. Kesatuan organisasi lain yaitu subak dan seka.

Subak merupakan organisasi irigasi yang mempunyai kepala sendiri. Seka merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam lapangan kehidupan khusus. Seka berfungsi menyelenggarakan upacara-upacara desa seperti: seka baris, seka truna, dan seka gong.

d. Sistem Ekonomi Suku Bali

Sebagian besar masyarakat Bali memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selain padi, pertanian yang lain yaitu palawija, kopi, dan kelapa. Peternakan di Bali juga maju, yaitu ternak babi dan sapi. Selain itu juga dikembangkan peternakan kambing, kerbau, dan kuda.

1) Perikanan: dikembangkan perikanan darat dan laut, perikanan laut terdapat di pinggir pantai. Para nelayan menggunakan jangkung (perahu penangkap ikan) untuk mencari ikan tongkol, udang, dan cumi-cumi.

2) Di Bali juga banyak terdapat industri kerajinan,
kerajinan yang dibuat meliputi: benda-benda anyaman, kain tenun, pabrik rokok, dan tekstil. Selain itu juga banyak perusahaan yang menjual jasa, seperti biro perjalanan, hotel, rumah makan, taksi, dan toko kesenian. Tempat usaha terbesar terdapat di Gianyar, Denpasar, dan Tabanan.

e. Sistem Kesenian Suku Bali

1) Seni Bangunan
Seni bangunan nampak pada bangunan candi yang banyak terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.

2) Seni Tari
Tari tradisional Bali antara lain tari sanghyang, tari barong, tari kecak, dan tari gambuh. Tari modern antara lain tari tenun, tari nelayan, tari legong, dan tari janger.

3. Kebudayaan Suku Sawu

a. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Sawu

Kebudayaan Sawu berkembang di Pulau Sawu, Nusa Tenggara Timur. Bangsa yang mendiami adalah suku bangsa Sawu Median. Agama Kristen sudah masuk di Pulau Sawu, tetapi penduduknya masih banyak yang memeluk agama asli.

Upacara-upacara kepercayaan asli, antara lain sebagai berikut.
1) Upacara Doe Mone Ae (Dewa Besar) terdiri atas 3 Dewa, yaitu:
a) Pulodo Wadu: roh yang mengatur musim kemarau,
b) Deo Rai: roh yang mengatur musim hujan,
c) Deo Heleo: roh yang mengawasi hidup manusia.
2) Upacara agar terhindar dari penyakit.
3) Upacara kematian dipimpin oleh Ratu More Pitu.

Kebudayaan Suku Sawu

b. Sistem Kekerabatan Suku Sawu

Sistem kekerabatan masyarakat Sawu adalah patrilineal. Perkawinan yang ideal adalah una mohamode, yaitu laki-laki menikah dengan anak perempuan saudara laki-laki ibu.

c. Sistem Politik Suku Sawu

Masyarakat Sawu menyebut daerahnya Rai Hawu yang berasal dari nama tokoh Hawu Ga. Pemerintahan Hawu dibagi empat: Haba, Dimu, Mahara, dan Liae.

d. Sistem Ekonomi Suku Sawu

Sebagian besar mata pencaharian utama masyarakat Sawu adalah bertanam di sawah dan di ladang. Adapun peternakan yang diusahakan adalah kerbau dan kuda.

e. Sistem Kesenian Suku Sawu

Bentuk bangunan suku bangsa Sawu adalah panggung yang berderet di sepanjang sisi sebuah lapangan yang terletak di perkampungan, yang terkenal adalah padao dan ledo han.

Demikianlah materi Penjelasan Kebudayaan Suku Sunda, Bali dan Sawu, semoga bermanfaat.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url