Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

a. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan kategori sosial yang tidak bisa dibantah karena didapatkan oleh manusia berdasarkan kelahiran. Secara prinsip perbedaan jenis kelamin merupakan perbedaan yang bersifat horisontal sehingga tidak ada perbedaan tingkatan yang didasarkan atas jenis kelamin. Antara orang yang berjenis kelamin pria maupun yang berjenis kelamin wanita memiliki kesempatan yang sama dalam setiap aspek kehidupan. 

Adanya kecenderungan perbedaan terhadap pilihan profesi antara orang yang berjenis kelamin pria dan wanita semata-mata karena adanya perbedaan kecenderungan penyaluran bakat dan minat yang sifatnya pribadi. Rendahnya kecenderungan wanita dalam memilih berprofesi-profesi berat dan menantang seperti militer, terjun payung, tenaga bangunan, dan lain sebagainya tidak berarti terdapat sikap diskriminasi terhadap jenis kelamin wanita. Jika hal seperti itu terjadi semata-mata merupakan kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria dan wanita.
Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

b. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Ras

Tuhan telah menciptakan manusia yang tersebar di seluruh dunia dan menempati berbagai lingkungan, baik lingkungan alam, lingkungan sos ial, maupun lingkungan kebudayaan. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti postur tubuh, bentuk dan warna rambut, bentuk dan warna mata, warna kulit, bentuk hidung, bentuk bibir, bentuk wajah, dan lain sebagainya. Penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang khas tersebut dikenal dengan istilah ras. Dengan demikian, ras merupakan pengelompokan manusia yang didasarkan atas ciri-ciri fisik atau biologis yang melekat pada diri manusia tersebut, bukan ciri-ciri yang bersifat sosio kultural.

Menurut A.L. Kroeber, seorang ahli somatologi, yakni ilmu yang mempelajari ras manusia, ras manusia di dunia dibedakan atas lima macam, yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus lainnya.

1) Ras Australoid

Ras Australoid merupakan penduduk asli dari Benua Australia yang dikenal dengan suku Aborigin. Ciri-ciri fisik suku Aborigin hampir sama dengan ciri-ciri fisik dari suku-suku yang tersebar di Irianjaya, yakni tubuh sedang, rambut kriting, mata hitam, bibir tebal, kulit hitam, dan sebagainya.

2) Ras Mongoloid

Ras Mongoloid merupakan penduduk asli dari wilayah Asia dan Amerika. Secara garis besar ras Mongoloid diklasifikasikan atas tiga golongan, yaitu: 

(1) Asiatic Mongoloid, yakni tersebar di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur, 
(2) Malayan Mongoloid, yakni tersebar di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan penduduk asli Taiwan, 
(3) American Mongoloid, yakni merupakan penduduk asli Benua Amerika yang terdiri dari orang-orang Eskimo di Ameruka Utara dan penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan. 

Secara umum ciri-ciri fisik ras Mongoloid adalah rambut lurus, mata sipit, kulit kuning, bibir tipis, dan sebagainya.

3) Ras Caucasoid

Ras Caucasoid merupakan penduduk asli dari wilayah Eropa dan Asia Utara. Yang
tergolong sebagai ras Caucasoid antara lain adalah: 

(1) orang-orang Nordic yang berada
di kawasan Eropa Utara,
(2) orang-orang Alpine yang berada di kawasan Eropa Tengah
dan Eropa Timur, 
(3) orang-orang Mediteranian yang berada di kawasan sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran, 
(4) orang-orang Indic yang berada di kawasan India, Pakistan, Afganistan, Bangladesh, dan Sri Lanka.

4) Ras Negroid

Ras Negroid merupakan penduduk asli dari wilayah Afrika dan sebagian wilayah Asia. Yang tergolong ke dalam ras Negroid adalah: 

(1) bangsa African Negroid yang berada di kawasan Afrika, 
(2) bangsa Negrito yang berada di kawasan Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, dan Filipina, dan (3) bangsa Melanesian yang berada di kawasan Melanesia dan Pulau Irian.

5) Ras-ras Khusus

Terdapat ras-ras khusus yang tidak tergolong ke dalam salah satu ras yang ada. Ras-ras khusus tersebut adalah: 

(1) bangsa Bushman yang terdapat di daerah Gurun Kalahari,
(2) bangsa Veddoid yang terdapat di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan,
(3) bangsa Polynesian yang terdapat di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia,
(4) bangsa Ainu yang terdapat di Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang.

c. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Profesi

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Orang yang telah ahli dan menggeluti bidang pekerjaan tertentu dikenal sebagai orang yang profesional. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang merupakan sumber penghasilan seperti guru, dokter, arsitek, seniman, militer, olah ragawan, politisi, advokat, petani, pedagang, pengusaha, bankir, dan lain sebagainya.

Kecenderungan orang untuk menjaga dan mengembangkan profesionalisme telah menjadi pendorong bagi terbentuknya organisasi profesi. Di antara organisasi profesi tersebut adalah:

1) PWRI (Persatuan wartawan Seluruh Indonesia).
2) AJI (Aliansi Jurnalistik Independen).
3) IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
4) PGRI (Persatuan Guru Seluruh Indonesia).
5) TNI (Tentara Nasional Indonesia).

Selaras dengan perkembangan zaman, manusia dituntut untuk profesional. Oleh karena itu, mau tidak mau manusia harus memilih salah satu bidang yang menjadi kecenderungan terkuat dari dirinya sehingga benar-benar ahli dalam bidang yang dipilih tersebut. Tumbuh dan berkembangnya beberapa profesi yang kemudian dikokohkan lagi dengan terbentuknya berbagai macam organisasi profesi seperti di atas telah menunjukkan adanya diferensiasi sosial yang ada dalam kehidupan sosial.

d. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Klan

Klan merupakan suatu satuan sosial yang para anggotanya memiliki hubungan kekerabatan. Dengan demikian, kesatuan klan didasarkan atas hubungan darah atau keturunan (geneologis). Biasanya klan atau kelompok kekerabatan ditarik berdasarkan garis keturunan (unilateral). Kelompok kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak bapak dikenal dengan istilah patrilineal, sedangkan kelompok kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak ibu dikenal dengan istilah matrilineal.

Kelompok kekerabatan banyak dijumpai dalam kehidupan bangsa Indonesia. Klan-klan yang ada dalam kehidupan masyarakat Batak disebut dengan marga, seperti Marga Simanjuntak, Marga Hutabarat, Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan lain sebagainya. Masyarakat Minangkabau juga mengenal sistem klan yang disebut dengan kampuang.

e. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Suku Bangsa

Suku bangsa atau sering juga disebut juga dengan ethnic group merupakan suatu golongan manusia yang terikat atas kesadaran dan identitas akan kesatuan ciri-ciri, asal usul, wilayah, adat istiadat, dan kebudayaan. Adapun beberapa kesamaan ciri-ciri yang membentuk suku bangsa antara lain adalah: 

(1) tipologi fisik seperti jenis rambut, warna mata, warna kulit, dan lain sebagainya, 
(2) bahasa yang digunakan, 
(3) adat istiadat, 
(4) kesenian, 
(5) adanya kesadaran kolektif.

Di Indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang membentuk satu kesatuan bangsa, yakni bangsa Indonesia. Diferensiasi suku bangsa bersifat horisontal sehingga masing-masing suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat. Ciri-ciri yang paling menonjol yang merupakan identitas suku bangsa adalah bahasa dan kebudayaan. Oleh karena itu, diferensiasi sosial (perbedaan sosial) berdasarkan suku bangsa sering ditunjukkan dengan adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan.

f. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama

Menurut Emile Durkheim, agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan, baik hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dengan demikian, ajaran-ajaran agama mengatur pola kehidupan bersama tanpa memandang jenis kelamin, suku bangsa, klan, ras, dan lain sebagainya.

Seperti yang diketahui bahwa setiap agama, selain memiliki sistem kepercayaan, sistem ritual, juga memiliki sekelompok penganut yang disebut dengan umat, seperti umat Islam, umat Katolik, umat Protestan, umat Hindu, umat Budha, dan sebagainya. Dengan demikian umat merupakan penggolongan warga masyarakat berdasarkan agama yang dianut. Antara sesama umat beragama biasanya terjalin ikatan emosional yang kuat. Keadaan seperti ini terjadi karena agama merupakan bagian yang paling mendalam dari kepribadian seseorang. Tidak mengherankan jika masalah agama merupakan masalah yang sangat sensitif karena berhubungan dengan keyakinan tentang kebenaran yang hakiki.

Demikianlah materi Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial, semoga bermanfaat.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url