Penjelasan Faktor Terjadinya Keanekaragaman Masyarakat

Penjelasan Faktor Terjadinya Keanekaragaman Masyarakat - Pembahasan mengenai keanekaragaman kebudayaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Setidaknya terdapat tiga hal yang melandasi arti penting pembahasan tentang keanekaragaman kebudayaan. 

Pertama, bangsa Indonesia memiliki masyarakat yang sangat majemuk, yakni terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, bahasa, agama, sistem adat, dan sebagainya. Dengan mempelajari keanekaragaman kebudayaan akan sama artinya dengan mempelajari bagian dari jati diri bangsa sendiri. 

Kedua, pembangunan yang sekarang ini tengah digalakkan oleh pemerintah dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam sistem nilai budaya. Keadaan seperti ini harus dipelajari untuk memberikan bekal pada proses pembangunan selanjutnya. 

Ketiga, kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi informasi dan teknologi transportasi telah meningkatkan intensitas pertemuan antara beberapa suku bangsa dan kebudayaan, baik yang ada di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

Konsepsi keanekaragaman masyarakat (masyarakat majemuk) diuraikan oleh J.S. Furnival sebagai suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural dan ekonomik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lain.

Keanekaragaman Masyarakat
Dalam hal ini Nasikun menyatakan bahwa keanekaragaman masyarakat (masyarakat majemuk) merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda di antara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya sehingga para anggota masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk memahami satu sama lain.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yakni masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, bahasa, agama, dan sebagainya. Oleh karena itu masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat dari sebuah Negara bangsa (nation state). Konsep bangsa (nation) dijelaskan oleh Ernest Renan sebagai suatu jiwa yang melekat pada sekelompok manusia yang merasa dirinya bersatu di atas landasan persamaan latar belakang sejarah, persamaan nasib dan penderitaan pada masa lalu, dan persamaan cita-cita yang ingin dicapai pada masa depan. 

Menurut Ernest Renan, unsur-unsur pokok yang mempersatukan bangsa bukanlah ras, warna kulit, bahasa, agama, dan hal-hal lainnya yang bersifat fisik, unsur pokok yang mempersatukan bangsa adalah hasrat dan keinginan untuk membentuk satu kesatuan.

Faktor Terjadinya Keanekaragaman masyarakat Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Letak geografis 
Indonesia berada pada posisi silang, yakni terletak antara dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) dan antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia). Letak seperti ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang sangat strategis, yakni terletak di tengah-tengah lalu lintas perdagangan dan perhubungan internasional. Posisi seperti ini sangat memungkinkan bagi masuknya berbagai pengaruh kebudayaan asing. 

Pengaruh kebudayaan asing tersebut dapat ditelusuri sejak tahun 2000 SM, yakni sejak datangnya kebudayaan Dongson yang dibawa oleh gelombang pertama para pendatang dari daerah Yunan (daratan Cina Selatan) yang dilanjutkan dengan gelombang kedua pada tahun 500 SM. 

Berikutnya datang pengaruh kebudayaan Hindu/Budha yang mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 400 M. Menurut tafsiran para ahli sejarah, sejak sekitar abad ke-11 sampai dengan abad ke-15 Masehi, pengaruh Islam sudah mulai menyebar secara intensif di nusantara. Selanjutnya pada abad ke-16 datang pengaruh Barat bersamaan dengan kolonialisme dan imperislisme yang dilakukan oleh beberapa bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda, di Indonesia.

Berbagai pengaruh asing tersebut datang silih berganti memperkaya khazanah kebudayaan bangsa Indonesia. Tingkat penerimaan dan tingkat penafsiran yang berbeda-beda terhadap pengaruh asing tersebut semakin menambah keanekaragaman kebudayaan masyarakat Indonesia. Pada era globalisasi sekarang ini, pengaruh asing justru semakin gencar memasuki wilayah-wilayah kehidupan bangsa Indonesia. Ini berarti, proses perubahan akan terus terjadi.

2. Kondisi geografis
Kondisi geografis Indonesia yang meliputi kurang lebih 13.667 pulau besar dan kecil, yang tersebar dari barat ke timur sepanjang ekuator kurang lebih 3000 mil, dari utara ke selatan sepanjang ekuator kurang lebih 1000 mil. Keadaan semacam ini memungkinkan bagi nenk moyang bangsa Indonesia untuk tinggal dan menetap di berbagai wilayah yang berbeda-beda dan cenderung terisolasi satu sama lain. Keadaan seperti itu telah mendorong berbagai bangsa yang tersebar di wilayah Indonesia untuk mengembangkan sistem budaya, sistem bahasa, sistem religi, adat istiadat, dan lain sebagainya.

3. Kondisi iklim dan struktur tanah
Wilayah Indonesia yang sangat luas telah memungkinkan adanya perbedaan dalam hal iklim dan struktur tanahnya. Faktor alamiah seperti ini juga menjadi faktor pembentuk keanekaragaman (kemajemukan) regional. Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah telah menciptakan dua macam lingkungan ekologis, yaitu: (1) pertanian sawah yang banyak dijumpai di Pulau Jawa, Pulau Bali, dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera, dan (2) pertanian ladang yang banyak dijumpai di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Sehubungan dengan keanekaragaman masyarakat Indonesia, C. Van Vollenhoven membagi masyarakat Indonesia menjadi sembilan belas hukum adat. Dalam hal ini Koentjaraningrat menyebut kesembilan belas hukum adat tersebut sebagai daerah kebudayaan atau culture area. Kesembilan belas daerah kebudayaan yang dimaksud adalah: 

(1) Aceh, 
(2) Gayo, Alas, dan Batak, 
(2a) Nias dan Batu, 
(3) Minangkabau, 
(3a) Mentawai, 
(4) Sumatera Selatan, 
(4a) Enggano, 
(5)Melayu, 
(6) Bangka Belitung, 
(7) Kalimantan, 
(8) Minahasa, 
(8a) Sangir Talaud, 
(9) Gorontalo, 
(10) Toraja, 
(11) Sulawesi Selatan/Makasar, 
(12) Ternate, 
(13) Ambon-Maluku, 
(13a) Kepulauan Barat Daya, 
(14) Irian, 
(15) Timor, 
(16) Bali dan Lombok, 
(17) Jawa Tengah dan Jawa Timur, 
(18) Surakarta dan Yogyakarta,
 (19) Jawa Barat.

Demikianlah Materi Penjelasan Keanekaragaman Masyarakat, semoga bermanfaat.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url