Masuknya Paham Baru dari Eropa dan Amerika serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Nasionalisme Asia dan Afrika

Masuknya Paham Baru dari Eropa dan Amerika serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Nasionalisme Asia dan Afrika - Di Eropa dan Amerika muncul paham-paham baru sebagai akibat dari Revolusi Industri, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis. Paham-paham itu, antara lain nasionalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi.

1. Nasionalisme

a. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata nation (bahasa Inggris) atau natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang diam di wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, dan tujuan. 

Dengan demikian nasionalisme dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan, yakni cinta terhadap bangsa dan tanah air. Dengan kata lain nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan tertinggi seseorang ditujukan kepada negara kebangsaannya.

Revolusi Perancis

Nasionalisme untuk pertama kalinya muncul di Eropa pada akhir abad ke-18. Lahirnya paham nasionalisme diikuti dengan terbentuknya negara kebangsaan. Pada mulanya terbentuknya negara kebangsaan dilatar belakangi oleh faktor-faktor objektif, seperti persamaan keturunan, adat istiadat, tradisi dan agama. 

Akan tetapi, kebangsaan yang dibentuk atas dasar nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama dalam negara kebangsaan. Sejalan dengan ini, rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan bahwa mereka harus satu keturunan untuk membentuk suatu bangsa sebab disadari bahwa penduduk Amerika Serikat terdiri atas berbagai suku bangsa, asal-usul, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.

b. Lahirnya Nasionalisme Eropa

Nasionalisme Eropa lahir dalam masa peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Proses peralihan ini terjadi pada abad ke-18 yang didahului dengan lahirnya paham liberalisme dan kapitalisme. Lahirnya liberalisme dan kapitalisme, karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Dengan demikian timbulnya nasionalisme di Eropa karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi Prancis.

Dengan semangat persaingan bebas dari paham liberalisme dan di besarkan dalam masyarakat yang bercorak industrikapitalis maka nasionalisme yang demikian akhirnya tumbuh menjadi suatu aliran yang penuh emosi dan sen-timen, dengan kata lain tumbuh menjadi chauvinisme. Dengan demikian, nasionalisme

Eropa pada waktu itu melahirkan kolonialisme, yaitu nafsu untuk mencari tanah jajahan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, imperialisme atau kolonialisme sebenarnya adalah anak putrinya politik perindustrian (colonialism is the daughter of industrial policy). Bertitik tolak dari inilah, akhirnya negara-negara Eropa menjilma menjadi negara imperialis yang saling berlomba untuk mencari dan mendapatkan tanah jajahan di luar wilayahnya dengan sasaran Asia dan Afrika.  

c. Lahirnya Nasionalisme di Asia dan Afrika

Nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat. Maksud dari nasionalisme Asia dan Afika adalah aliran yang mencerminkan kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat.

Faktor yang mendorong timbulnya nasionalisme di Asia dan Afrika.

1. Penjajahan bangsa-bangsa Barat yang menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan.
2. Kenangan kejayaan masa lampau sebagai negara yang jaya, seperti Indonesia pada masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.
3. Munculnya kaum intelektual yang menjadi penggerak dan pemimpin pergerakan nasional.
4. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang mendorong bangsa-bangsa di Asia dan Afrika bangkit melawan penjajahan bangsa-bangsa Barat.

2. Liberalisme

a. Pengertian Liberalisme

Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan individu dalam segala bidang. Menurut paham ini titik pusat dalam hidup ini adalah individu. Karena ada individu maka masyarakat dapat tersusun dan karena individu pula negara dapat terbentuk. Oleh karena itu, masyarakat atau negara harus selalu menghormati dan melindungi kebebasan kemerdekaan individu. Setiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan, seperti dalam bidang politik, ekonomi, dan agama.

b Lahirnya Liberalisme

Lahirnya liberalisme untuk pertama kalinya dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhadap kepincangan yang telah berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau, di Prancis terdapat pemisahan dan perbedaan yang tajam sekali antara golongan I dan II yang memiliki berbagai hak tanpa kewajiban dan golongan III yang tanpa hak dan penuh dengan kewajiban.

Golongan Borjuis mengajak seluruh rakyat untuk menentang kekuasaan raja yang bertindak sewenang-wenang dan kaum bangsawan dengan berbagai hak istimewanya guna mendapatkan kebebasan berpolitik, berusaha, dan beragama. Gerakan ini diilhami oleh pendapat Voltaire, Montesquieu, dan J.J. Rousseau. Gerakan liberalisme akhirnya meningkat menjadi gerakan politik dengan meletusnya Revolusi Prancis. Selanjutnya, lewat kekuasaan Napoleon Bonaparte, paham liberal ini disebarluaskan ke negara-negara Eropa melalui semboyan liberte, egalite, dan fraternite.

c. Praktik Liberalisme

1) Bidang Politik
Terbentuknya suatu negara merupakan kehendak dari individu-individu. Oleh karena itu, yang berhak mengatur dan menentukan segala-galanya adalah individu-individu tersebut. Dengan kata lain, kekuasaan tertinggi (kedaulatan) dalam suatu negara berada di tangan rakyat (demokrasi). Agar supaya kebebasan, kemerdekaan individu tetap dijamin dan dihormati sehingga harus dibentuk undang-undang, hukum, parlemen, dan sebagainya. Dengan demikian, yang dikehendaki oleh golongan liberal adalah demokrasi liberal. Hal ini seperti yang berlaku di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Bagi Indonesia, demokrasi liberal tidak cocok dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Ketika paham ini diterapkan di Indonesia ( 1950–1959) yakni masa berlakunya UUD Sementara 1950, negara kita selalu diliputi kekalutan karena menimbulkan instabilitas di segala bidang, baik politik, sosial, ekonomi, maupun keamanan.

2) Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, golongan liberal menghendaki adanya sistem ekonomi bebas. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan berusaha, memilih mata pencaharian yang disukai, mengumpulkan harta benda , dan lain-lain. Pemerintah tidak boleh ikut campur tangan karena masalah itu masalah individu. Semboyan kaum liberal ialah laisser faire, laisser passer, le monde va de luimeme, artinya produksi bebas, perdagangan bebas, dunia akan berjalan sendiri.

3) Bidang Agama
Liberalisme menganggap masalah agama merupakan masalah pribadi, masalah individu. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan beragama dan menolak campur tangan negara/pemerintah. Dengan demikian, dalam bidang agama, golongan liberal menghendaki kebebasan memilih agama yang disukainya dan bebas menjalankan ibadah menurut agama yang dianutnya.

3. Sosialisme

a. Pengertian Sosialisme

Sosialisme adalah suatu paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain, sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama.

b. Lahirnya Sosialisme

Sekalipun gerakan-gerakan yang dinamakan sosialisme (gerakan memprotes terhadap kepincangan yang ada dalam masyarakat) telah lama muncul, tetapi istilah sosialisme baru pertama kali dipakai pada tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen. Sosialisme sebagai suatu gerakan politik yang efektif dan terorganisir baru muncul di Eropa pada abad ke-19 sebagai ekses-ekses dari Revolusi Industri.

Adanya penemuan baru di bidang teknologi telah membuka cakrawala baru di bidang industri dan perdagangan. Selanjutnya, muncullah golongan pengusaha atau pemilik modal yang hidup makmur. Sebaliknya, golongan buruh dengan upah yang rendah hidup melarat dan menderita. Keadaan inilah yang kemudian menimbulkan kritik yang tajam terhadap sistem ekonomi kapitalis yang berdasarkan paham liberal. Kritik tersebut dilontarkan oleh golongan yang menganut paham sosialis.

c. Macam-Macam Sosialisme

1) Sosialisme Otopis
Tokoh-tokoh, seperti Saint Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen tergugah oleh kesengsaraan rakyat akibat Revolusi Industri. Mereka ingin menciptakan masyarakat baru atas dasar suatu ide, cita-cita yaitu masyarakat yang lebih baik dan lebih adil. Mereka ingin memperbaiki nasib kaum buruh agar dapat hidup dengan layak.

Cara yang mereka tempuh, antara lain mengatur dan mengendalikan kekuatan ekonomi untuk diserahkan kepada ahli-ahli industri dan kaum tekhnokrat, mengurangi jam kerja, serta mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan tanpa memungut biaya. Ternyata, hal ini hanya berjalan 2–3 tahun. Mereka tidak menyadari bahwa tanpa konsepsi yang jelas dan upaya yang gigih, cita-cita akan tinggal cita-cita. Ide mereka gagal, itulah sebabnya mereka mendapat julukan sosialis otopis.

2) Sosialisme Ilmiah
Tokoh sosialis ilmiah ialah Karl Marx yang juga terkesan oleh kesengsaraan rakyat akibat Revolusi Industri. Pahamnya didasarkan pada ilmu pengetahuan, yakni teori histories materialistis. Berdasarkan teori ini materilah yang memengaruhi segalanya, materilah yang menjadi ukurannya. Untuk mencapai suatu hidup yang layak bagi kaum buruh (golongan proletar) maka perlu perjuangan sehingga muncullah konsep perjuangan kelas.

Ajaran Karl Marx yang kemudian dikenal dengan nama Marxisme atau Komunisme yang diterapkan oleh Lenin di Rusia sehingga muncullah Marixme–Leninisme. Sistem ekonomi sosialis bertentangan dengan sistem ekonomi kapitalisme dan berusaha untuk menghancurkannya di seluruh dunia.

d. Perkembangan Sosialisme

Paham sosialis kemudian diterapkan oleh banyak negara di dunia, terutama di negara-negara yang kemudian dikenal dengan blok Barat dan blok Timur. Sosialisme di blok Barat dikenal dengan nama sosialisme barat atau sosialisme demokrat, sedangkan sosialisme di blok Timur dikenal dengan nama aosialisme yang merupakan tahap awal dari komunisme, suatu tahap yang pada masa mendatang/kemudian akan menjadi komunisme penuh (full communism). Komunisme inilah yang bertumpu pada ajaran Marxisme– Leninisme.

4. Demokrasi

a. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari dua kata Yunani, yakni demos dan kratien. Demos berarti rakyat, sedangkan kratien berarti pemerintahan. Dengan demikian, demokrasi berarti pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.

b. Lahirnya Pemerintahan Demokrasi

Penganjur pemerintahan demokrasi ialah Jean Jacques Rousseau. Dalam bukunya Du Contract Social dinyatakan bahwa menurut kodratnya manusia lahir dalam keadaan merdeka. Dalam masyarakat yang teratur masing-masing orang mengikatkan diri dalam suatu berjanjian bersama (Du Contract Social) untuk membentuk suatu pemerintahan. 

Kekuasaan pemerintahan diperoleh dari persetujuan rakyat yang diperintah, untuk menyejahterakan rakyat. Apabila pemerintahan yang dibentuk justru mengakibatkan kesengsaran rakyat maka hak rakyatlah untuk mengubah atau menghapuskan dan membentuk pemerintahan baru yang lebih baik demi kesejahteraan rakyat.

Suatu negara yang dianggap sebagai eksperimen demokrasi modern ialah Amerika Serikat. Dalam Declaration of Independce dinyatakan bahwa semua manusia diciptakan sama dan oleh Tuhan telah dikaruniakan beberapa hak asasi di antaranya life, liberty, and the persuit of happiness (hidup, kemerdekaan dan mencapai kebahagiaan). Untuk menjamin hak-hak tersebut, dibentuklah pemerintahan yang kekuasaannya dari rakyat. Itulah yang kemudian dikenal dengan pemerintahan demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dari Amerika Serikat, paham demokrasi kemudian menyebar ke seluruh Eropa, dan selanjutnya masuk ke daerah-daerah jajahan Asia dan Afrika. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya gerakan nasional menentang penjajahan asing untuk mencapai kemerdekaan. Dewasa ini sebagian besar negara-negara di dunia mempunyai bentuk pemerintahan yang demokratis.

Masuknya paham baru dari Eropa dan Amerika (nasionalisme, liberalisme, sosialisme dan demokrasi) sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika.

Demikianlah Materi Masuknya Paham Baru dari Eropa dan Amerika serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Nasionalisme Asia dan Afrika, semoga bermanfaat.
Next Post Previous Post